SDM INDONESIA SAAT MASUK PASAR BEBAS ASEAN

Oleh :
Andi Chaidir, Ph.D
Nasrullah Idris

 

     NILAI SDM masa depan benar-benar akan dilihat secara nyata, konkrit, dan transparan. khususnya pada pasar bebas ASEAN yang sudah dimulai pada akhir tahun 2015. Jadi apa mungkin alumnus dengan  pengetahuan atau keterampilan yang tidak mencapai standar rata-rata  mampu masuk ke dalamnya?

     Para  pelaku ekonomi akan menghadapi hal demikian. Untuk tetap eksis, mereka harus melompat lebih jauh, segera merumuskan visi yang menantang, konstruktif, dan menyeluruh, serta didukung oleh program kongkrit dan langkah strategis. 

     Mereka tidak bisa lagi hanya mengharapkan keberuntungan melalui regulasi prospektif.  Sebanyak apapun aturan penunjang tetap percuma tanpa jiwa kepeloporan. Mental jago kandang hanya akan membuat lengah untuk memancing produk lokal yang lebih kuat, lebih prakrtis, dan lebih murah, ketimbang produk impor. Otomatis konsumen kita akan berpikir dua kali menggunakan produk domestik, meskipun dengan dalih menghargai karya anak bangsa.

      Kemerdekaan atas kedaulatan wilayah seolah-olah menjanjikan banyak hal. Di sana terkandung fatamorgana untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Tetapi  kenyataan yang diberikannya hanya sedikit bila tidak disertai semangat, terobosan dan siasat memberdayakannya. Tugas ini harus dipandang sebagai warning bagi munculnya keberanian dan perubahan, khususnya pendekatan kita terhadap tren SDM masa depan, khususnya saat pasar bebas ASEAN sudah tiba.

      Jadi para pelaku ekonomi harus mampu membaca serta mengakomodasinya dengan cepat. Teknologi informasi yang membuat interaksi pelaku bisnis yang semakin ketat, membuat berbagai paradigma SDM yang berlaku abad 20, sudah mengalami pergeseran. 

     Telah jelas, adanya program komputerisasi di berbagai lembaga dan insitansi telah mempengaruhi SDM para karyawannya

     Misalnya, perbankan. Dewasa ini sesungguhnya telah terjadi pertarungan “kecepatan proses” dan “improvisasi pelayanan”. Yang pertama sebagai respon terhadap konsumen yang menginginkan pelayanannya  yang semakin cepat. Yang terakhir untuk mencegah rasionalisasi karyawan, karena beberapa pekerjaan mereka sudah digantikan komputer.

     Seperti kita ketahui, salah satu sifat komputer adalah adanya dinamika volume tanpa mengurangi jumlah fungsi, operasi, dan jaringan, malah meningkatnya akibat rekayasa program dan kecepatan prosesor. Kalau dulu satu unit dipakai mendata ribuan pelanggan, misalnya, sekarang bisa mencapai ratusan kali lipat, tanpa mengurangi kualitas teknis dan sistem pelayanan.

     Potret perbankan nanti akan jauh berbeda akibat banyaknya fasilitas sistem informasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan ruangan, transportasi, dan waktu bisa dipangkas seminimal mungkin, malah mungkin saja sarana fisiknya bisa diciutkan sampai tinggal sepuluh persen. Bangunan pencakar langit milik perbankan di beberapa kota besar rasanya nanti akan mubazir kalau dipakai dengan pola abad 20.

      Jadi para pelaku ekonomi harus pandai-pandai mengatasi ancaman persaingan melalui "Creation & Amployment" serta mengeksplorasi potensi interen dalam perusahaannya dan mitra untuk memperkuatnya. Tidak bisa lagi mengandalkan kiat normatif.

      Bila mereka masih bermental status quo, jangan heranlah bila berbagai ancaman akan menerpa mereka. Antara lain dengan kemungkinan yang terjadi pada era pasar bebas ASEAN nanti.

     Di sinilah visi berperan penting. Mereka dituntut untuk mempunyai penghayatannya dalam, pemikirannya inovatif, penganalisannya detail, dan pengetahuannya tinggi, seputar persaingan ekonomi. Ini berarti harus mampu menggalang kerjasama, menghargai human resources, sampai memotivasi karyawan.

     Paradigma "kepakaran" di Indonesia itu perlu segera dirubah untuk kemudian disosialisasikan, disesuaikan dengan pasaran pada pasar bebas ASEAN dalam rangka mengantisipasi persaingan bebas. Mereka harus dirangsang untuk mencapai kelas unggulan untuk bidangnya masing-masing.

     Singkatnya sosok kepakaran seperti itu jelas akan lain dibandingkan dengan sosok yang diintepretasikan atau digambarkan masyarakat saat ini. (Andi Chaidir Ph.D adalah Speaker – Trainer – Coach – Consultant - President & CEO, Nasrullah Idris adalah Reformasi Sains Matematika Teknologi)

Assalamualaikum Wr Wb

Salam Merah Putih

    Nasrullah Idris, peneliti sebuah studi yang saya namakan dengan Reformasi Sains Matematika Teknologi. Intinya, mengkaji sesuatu yang menurut pengamatan atau pengalaman saya, belum menjadi pemikiran kebanyakan orang. Sifatnya inspirasional, bukan operasional.

    Mohon saran, kritikan, atau koreksiannya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr Wb

Nasrullah Idris